Vitalik baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel yang mengusulkan konsep "model tahun budaya dan politik" dan menganalisis perubahan dalam pola regulasi teknologi dan kecerdasan buatan global saat ini.
Artikel tersebut menunjukkan bahwa orang-orang umumnya percaya bahwa teknologi Amerika lebih condong ke open source, sementara China lebih menekankan pada penutupan dan kontrol. Namun, kenyataannya cukup berbeda dari pemahaman ini. Vitalik berpendapat bahwa perbedaan ini dapat dijelaskan melalui "model cincin tahun": sikap budaya terhadap hal-hal baru dibentuk oleh suasana sosial saat terbentuk, sementara sikap terhadap hal-hal lama ditentukan oleh inersia yang melekat. Setelah "cincin budaya" ini terbentuk, akan sangat sulit untuk mengubahnya.
Dalam menganalisis masyarakat Amerika, Vitalik menunjukkan fenomena menarik: meskipun orang sering mengatakan hidup dalam "masyarakat neoliberal yang dalam", kenyataannya kebijakan regulasi pemerintah sangat jauh dari ide ini. Berbagai regulasi terus meningkat, KYC, peraturan hak cipta, pemeriksaan keamanan bandara, dan langkah-langkah lainnya semakin ketat.
Vitalik juga membahas tentang pola persaingan di bidang AI antara China dan Amerika Serikat. Dia menunjukkan bahwa jika memprediksi keadaan lima tahun ke depan pada tahun 2020, sebagian besar orang mungkin berpendapat bahwa Amerika Serikat akan memimpin di bidang AI sumber terbuka, sementara China akan unggul di bidang AI sumber tertutup. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Vitalik percaya bahwa hasil yang bertentangan dengan intuisi ini dapat dijelaskan dengan "model cincin tahun".
Secara spesifik, Amerika Serikat mengalami puncak deregulasi pada tahun 1990-an, dan sikap budaya yang terbentuk selama periode ini sangat mempengaruhi perkembangan internet, menjaga karakteristiknya yang relatif bebas dan terbuka. Sementara itu, China sebagai pengejar di bidang AI, mengambil strategi "komplementer dari keunggulan pesaing yang terkomodifikasi", yang kebetulan selaras dengan preferensi open-source yang semakin meningkat di kalangan pengembang, sehingga menciptakan lingkungan yang ramah terhadap AI open-source.
Vitalik menekankan, begitu sesuatu ada cukup lama, pandangan budaya di sekitarnya akan mengkristal dan menjadi sulit untuk diubah. Oleh karena itu, menciptakan pola perilaku baru seringkali lebih efektif daripada mengubah status quo. Dia percaya, inilah daya tarik di bidang cryptocurrency dan Web3: mereka menyediakan lingkungan teknologi dan budaya yang independen, yang dapat menjelajahi dan mencoba hal-hal baru secara bebas tanpa terikat oleh "bias status quo" yang ada.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Vitalik mengusulkan model tahun untuk menganalisis perubahan baru dalam pola regulasi AI global
Vitalik membahas "model tahun" budaya dan politik
Vitalik baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel yang mengusulkan konsep "model tahun budaya dan politik" dan menganalisis perubahan dalam pola regulasi teknologi dan kecerdasan buatan global saat ini.
Artikel tersebut menunjukkan bahwa orang-orang umumnya percaya bahwa teknologi Amerika lebih condong ke open source, sementara China lebih menekankan pada penutupan dan kontrol. Namun, kenyataannya cukup berbeda dari pemahaman ini. Vitalik berpendapat bahwa perbedaan ini dapat dijelaskan melalui "model cincin tahun": sikap budaya terhadap hal-hal baru dibentuk oleh suasana sosial saat terbentuk, sementara sikap terhadap hal-hal lama ditentukan oleh inersia yang melekat. Setelah "cincin budaya" ini terbentuk, akan sangat sulit untuk mengubahnya.
Dalam menganalisis masyarakat Amerika, Vitalik menunjukkan fenomena menarik: meskipun orang sering mengatakan hidup dalam "masyarakat neoliberal yang dalam", kenyataannya kebijakan regulasi pemerintah sangat jauh dari ide ini. Berbagai regulasi terus meningkat, KYC, peraturan hak cipta, pemeriksaan keamanan bandara, dan langkah-langkah lainnya semakin ketat.
Vitalik juga membahas tentang pola persaingan di bidang AI antara China dan Amerika Serikat. Dia menunjukkan bahwa jika memprediksi keadaan lima tahun ke depan pada tahun 2020, sebagian besar orang mungkin berpendapat bahwa Amerika Serikat akan memimpin di bidang AI sumber terbuka, sementara China akan unggul di bidang AI sumber tertutup. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Vitalik percaya bahwa hasil yang bertentangan dengan intuisi ini dapat dijelaskan dengan "model cincin tahun".
Secara spesifik, Amerika Serikat mengalami puncak deregulasi pada tahun 1990-an, dan sikap budaya yang terbentuk selama periode ini sangat mempengaruhi perkembangan internet, menjaga karakteristiknya yang relatif bebas dan terbuka. Sementara itu, China sebagai pengejar di bidang AI, mengambil strategi "komplementer dari keunggulan pesaing yang terkomodifikasi", yang kebetulan selaras dengan preferensi open-source yang semakin meningkat di kalangan pengembang, sehingga menciptakan lingkungan yang ramah terhadap AI open-source.
Vitalik menekankan, begitu sesuatu ada cukup lama, pandangan budaya di sekitarnya akan mengkristal dan menjadi sulit untuk diubah. Oleh karena itu, menciptakan pola perilaku baru seringkali lebih efektif daripada mengubah status quo. Dia percaya, inilah daya tarik di bidang cryptocurrency dan Web3: mereka menyediakan lingkungan teknologi dan budaya yang independen, yang dapat menjelajahi dan mencoba hal-hal baru secara bebas tanpa terikat oleh "bias status quo" yang ada.