Di era perkembangan pesat kecerdasan buatan saat ini, kita dihadapkan pada sebuah masalah yang tidak terduga: identifikasi pribadi kita secara perlahan sedang dihapus. Dengan semakin populernya alat AI seperti ChatGPT, Midjourney, dan Suno, identitas kreator tampaknya menjadi kurang penting. Fenomena ini tidak hanya terjadi di bidang AI, tetapi juga sudah terlihat di era Web2.
Pengguna memposting konten di platform sosial, platform mendapatkan data; kreator bekerja keras menulis, tetapi pendapatannya diambil oleh platform; penggemar dan konten yang terakumulasi selama bertahun-tahun menjadi sia-sia karena mengganti akun. Di era AI, situasinya semakin parah: AI dapat 'belajar' dan menyalin karya Anda, tetapi tidak akan memberikan pengakuan yang semestinya kepada Anda; berbagai platform meminta data perilaku Anda, tetapi enggan berbagi pendapatan dengan Anda.
Di era ini, pertanyaan 'siapa kamu' tampaknya semakin tidak penting. Namun, teknologi Web3 sedang berusaha mengubah semuanya. Proyek Web3 yang diwakili oleh Lagrange sedang menjelajahi bagaimana 'identifikasi on-chain' dapat mendefinisikan ulang dan melindungi identitas digital pengguna.
Inti dari konsep Lagrange adalah memberikan tanda unik untuk setiap tindakan pengguna di blockchain, sekaligus menggunakan teknologi bukti nol pengetahuan (ZK) untuk melindungi privasi pengguna. Jenis autentikasi baru ini tidak bergantung pada nomor ponsel atau email tradisional, tetapi didasarkan pada perilaku nyata pengguna di blockchain, termasuk interaksi dengan protokol mana, partisipasi dalam kegiatan tata kelola, memiliki aset on-chain, dan sebagainya.
Sistem identifikasi berbasis blockchain ini menghasilkan 'identifikasi di atas rantai' yang tidak dapat dipalsukan dan dapat digunakan lintas rantai. Di masa depan di mana teknologi AI semakin umum, 'siapa kamu' dan 'apa yang telah kamu lakukan' akan menjadi aset yang benar-benar langka dan berharga. Tujuan proyek Web3 seperti Lagrange adalah untuk mengubah perilaku pengguna di atas rantai menjadi aset pribadi, bukan objek yang dieksploitasi oleh berbagai platform.
Seiring dengan kemajuan teknologi AI yang terus menerus, identifikasi digital kita menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Munculnya teknologi Web3 memberikan kita kemungkinan baru, memungkinkan kita untuk benar-benar mengontrol identitas dan data digital kita sendiri. Dalam dunia digital yang berubah dengan cepat ini, melindungi dan mendefinisikan identitas kita menjadi lebih penting daripada sebelumnya.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
18 Suka
Hadiah
18
7
Bagikan
Komentar
0/400
HalfIsEmpty
· 08-05 17:50
Sekarang semua tentang AI, saya hanya melihat grafik k-line.
Lihat AsliBalas0
MEVVictimAlliance
· 08-05 17:46
Pisa Swiss dicuri, kan?
Lihat AsliBalas0
EthMaximalist
· 08-05 17:44
Blockchain mengakhiri monopoli kekuasaan
Lihat AsliBalas0
PermabullPete
· 08-05 17:37
Melihat masa depan teknologi zk, bull run pasti akan datang
Di era perkembangan pesat kecerdasan buatan saat ini, kita dihadapkan pada sebuah masalah yang tidak terduga: identifikasi pribadi kita secara perlahan sedang dihapus. Dengan semakin populernya alat AI seperti ChatGPT, Midjourney, dan Suno, identitas kreator tampaknya menjadi kurang penting. Fenomena ini tidak hanya terjadi di bidang AI, tetapi juga sudah terlihat di era Web2.
Pengguna memposting konten di platform sosial, platform mendapatkan data; kreator bekerja keras menulis, tetapi pendapatannya diambil oleh platform; penggemar dan konten yang terakumulasi selama bertahun-tahun menjadi sia-sia karena mengganti akun. Di era AI, situasinya semakin parah: AI dapat 'belajar' dan menyalin karya Anda, tetapi tidak akan memberikan pengakuan yang semestinya kepada Anda; berbagai platform meminta data perilaku Anda, tetapi enggan berbagi pendapatan dengan Anda.
Di era ini, pertanyaan 'siapa kamu' tampaknya semakin tidak penting. Namun, teknologi Web3 sedang berusaha mengubah semuanya. Proyek Web3 yang diwakili oleh Lagrange sedang menjelajahi bagaimana 'identifikasi on-chain' dapat mendefinisikan ulang dan melindungi identitas digital pengguna.
Inti dari konsep Lagrange adalah memberikan tanda unik untuk setiap tindakan pengguna di blockchain, sekaligus menggunakan teknologi bukti nol pengetahuan (ZK) untuk melindungi privasi pengguna. Jenis autentikasi baru ini tidak bergantung pada nomor ponsel atau email tradisional, tetapi didasarkan pada perilaku nyata pengguna di blockchain, termasuk interaksi dengan protokol mana, partisipasi dalam kegiatan tata kelola, memiliki aset on-chain, dan sebagainya.
Sistem identifikasi berbasis blockchain ini menghasilkan 'identifikasi di atas rantai' yang tidak dapat dipalsukan dan dapat digunakan lintas rantai. Di masa depan di mana teknologi AI semakin umum, 'siapa kamu' dan 'apa yang telah kamu lakukan' akan menjadi aset yang benar-benar langka dan berharga. Tujuan proyek Web3 seperti Lagrange adalah untuk mengubah perilaku pengguna di atas rantai menjadi aset pribadi, bukan objek yang dieksploitasi oleh berbagai platform.
Seiring dengan kemajuan teknologi AI yang terus menerus, identifikasi digital kita menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Munculnya teknologi Web3 memberikan kita kemungkinan baru, memungkinkan kita untuk benar-benar mengontrol identitas dan data digital kita sendiri. Dalam dunia digital yang berubah dengan cepat ini, melindungi dan mendefinisikan identitas kita menjadi lebih penting daripada sebelumnya.