Trump sekali lagi secara terbuka mendesak Ketua The Federal Reserve (FED) Powell untuk mengundurkan diri, memicu putaran baru konflik di kalangan pejabat keuangan Amerika.
Pada 2 Juli, Trump membagikan sebuah artikel di media sosial dengan judul "Direktur FHFA: Ketua The Federal Reserve (FED) harus menghadapi penyelidikan Kongres." Dalam komentarnya, Trump menyebut Powell sebagai "Tuan Terlambat" dan menyerukan agar dia segera mengundurkan diri. Ini bukanlah pertama kalinya Trump menggunakan julukan ini untuk merujuk pada Powell.
Pada hari yang sama, Direktur Federal Housing Finance Agency AS, William Poole, menerbitkan sebuah postingan menarik di media sosial. Ia menyerukan Kongres untuk menyelidiki Powell, menuduhnya memiliki bias politik, dan berperilaku menipu saat bersaksi di Senat. Poole percaya bahwa tindakan ini cukup untuk menjadi alasan pemecatan.
Tuduhan Pruitt terutama berfokus pada kontroversi rencana renovasi markas The Federal Reserve (FED). Dia mengklaim bahwa Powell membuat pernyataan yang tidak akurat tentang rencana tersebut tanpa bukti yang cukup. Sebelumnya, beberapa media melaporkan bahwa biaya proyek renovasi markas The Federal Reserve (FED) melonjak, dan mencakup sejumlah fasilitas mewah.
Dalam sebuah sidang senat baru-baru ini, Powell mempertanyakan laporan-laporan ini, menyatakan bahwa laporan tersebut "menyesatkan dan tidak akurat dalam banyak hal". Namun, ini tampaknya tidak meredakan kontroversi, malah memicu lebih banyak pertanyaan dan kritik.
Serangkaian peristiwa ini menyoroti ketegangan di antara kalangan tinggi keuangan Amerika Serikat, serta mencerminkan pengaruh potensial faktor politik terhadap kebijakan keuangan. Seiring dengan berlanjutnya kontroversi, publik dan pasar akan memantau perkembangan lebih lanjut dari situasi ini.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
24 Suka
Hadiah
24
8
Bagikan
Komentar
0/400
BearMarketBarber
· 07-05 08:28
Trump mulai beraksi lagi
Lihat AsliBalas0
ChainComedian
· 07-03 04:51
Sekali lagi mulai bernyanyi.
Lihat AsliBalas0
PumpDetector
· 07-03 04:50
smart money tahu waktu Powell sudah habis... membaca aliran institusional saat ini dan mereka memposisikan diri untuk kekacauan
Lihat AsliBalas0
WagmiOrRekt
· 07-03 04:40
Sekali lagi akan berkelahi.
Lihat AsliBalas0
DaoDeveloper
· 07-03 04:38
hanya hari lain drama tradfi... kapan tata kelola dao?
Lihat AsliBalas0
VibesOverCharts
· 07-03 04:38
Haha, para politisi berkelahi, btc adalah jalan satu-satunya.
Lihat AsliBalas0
DEXRobinHood
· 07-03 04:38
Di dalam The Federal Reserve (FED) yang melompat-lompat.
Lihat AsliBalas0
ProveMyZK
· 07-03 04:28
Powell jangan panik, jika perlu mengundurkan diri ya sudah.
Trump sekali lagi secara terbuka mendesak Ketua The Federal Reserve (FED) Powell untuk mengundurkan diri, memicu putaran baru konflik di kalangan pejabat keuangan Amerika.
Pada 2 Juli, Trump membagikan sebuah artikel di media sosial dengan judul "Direktur FHFA: Ketua The Federal Reserve (FED) harus menghadapi penyelidikan Kongres." Dalam komentarnya, Trump menyebut Powell sebagai "Tuan Terlambat" dan menyerukan agar dia segera mengundurkan diri. Ini bukanlah pertama kalinya Trump menggunakan julukan ini untuk merujuk pada Powell.
Pada hari yang sama, Direktur Federal Housing Finance Agency AS, William Poole, menerbitkan sebuah postingan menarik di media sosial. Ia menyerukan Kongres untuk menyelidiki Powell, menuduhnya memiliki bias politik, dan berperilaku menipu saat bersaksi di Senat. Poole percaya bahwa tindakan ini cukup untuk menjadi alasan pemecatan.
Tuduhan Pruitt terutama berfokus pada kontroversi rencana renovasi markas The Federal Reserve (FED). Dia mengklaim bahwa Powell membuat pernyataan yang tidak akurat tentang rencana tersebut tanpa bukti yang cukup. Sebelumnya, beberapa media melaporkan bahwa biaya proyek renovasi markas The Federal Reserve (FED) melonjak, dan mencakup sejumlah fasilitas mewah.
Dalam sebuah sidang senat baru-baru ini, Powell mempertanyakan laporan-laporan ini, menyatakan bahwa laporan tersebut "menyesatkan dan tidak akurat dalam banyak hal". Namun, ini tampaknya tidak meredakan kontroversi, malah memicu lebih banyak pertanyaan dan kritik.
Serangkaian peristiwa ini menyoroti ketegangan di antara kalangan tinggi keuangan Amerika Serikat, serta mencerminkan pengaruh potensial faktor politik terhadap kebijakan keuangan. Seiring dengan berlanjutnya kontroversi, publik dan pasar akan memantau perkembangan lebih lanjut dari situasi ini.